18/09/11

Perlukah Punya Bakat Dalam Menulis?

Ah, saya tidak berbakat. Begitulah jawaban seorang teman ketika saya bertanya apakah dia ikut serta dalam sebuah lomba menulis. Agaknya, bakat sering menjadi momok atau alasan bagi orang untuk mulai menulis. Padahal menulis itu mudah lho, minimal tidak sesulit yang kita bayangkan.

Lihat saja anak kecil yang baru mulai berjalan.Dia akan sering jatuh, kemudian bangun lagi, demikian terus berulang-ulang sampai ia sanggup berlari bahkan memanjat dan meloncat dari tempat yang agak tinggi. Demikian juga dalam berbicara, mencoba bicara sesanggupnya saja. Kemudian mendengar, melihat dan meniru orang-orang di sekitarnya berbicara, dan akhirnya lancar berbicara. Itulah bakat. 

Tepatnya, saya setuju dengan definisi bakat seperti deskripsi di atas. Bakat yang muncul ketika kita melakukan suatu  pengulangan aktivitas tertentu sampai mahir. Pengulangan dari pikiran, perasaan dan prilaku. Jika terus menerus dilakukan, maka diharapkan kita sudah memiliki bakat terhadap suatu aktivitas atau keterampilan.

Sementara itu, menulis, dalam hal ini menulis di blog juga merupakan suatu bentuk ketrampilan. Apa modal menulis? Modal dasarnya adalah membaca. Membaca itu memperkuat landasan berpikir, semakin banyak informasi yang tertinggal dalam benak kita, maka dapat dipastilkan kita makin pintar. Makin pintar kita pasti berbanding lurus dengan semakin banyaknya analisa dan logika yang dominan di kepala kita.Membaca, dalam hal ini juga membaca peristiwa atau kejadian, tidak harus membaca buku dan media bacaan lainnya.

Jika sudah terdefinisi pengertian dari bakat pada tulisan bercetak biru di atas, maka banyak-banyaklah membaca. Lakukan berulang-ulang. Kemudian coba tuliskan apa yang Anda baca atau amati menurut bahasa Anda sendiri. Jika belum bisa ditulis, ceritakan kemudian rekamlah dengan handphone atau alat perekam. Nah, alat perekan itu kemudian Anda putar, lalu tuliskan. Lakukan terus menerus.

Jika sudah tidak diperlukan lagi alat perekam, maka latihlah menulis setiap hari. Apa yang ditulis? Apa saja yang ada dalam pikiran dan perasaan Anda. Jangan ragu-ragu, tuangkan saja ke dalam tulisan. Kerja keraslah yang menentukan apakah kita berbakat menulis atau tidak.

Seorang ilmuwan kelas dunia,Thomas Alva Edison mengatakan bahwa sukses adalah 1% bakat, dan 99% kerja keras. Menurut saya, sukses itu 100% kerja keras.
Anda punya pendapat lain ? Dengan mulai menulis komentar, berarti Anda mulai membangun bakat dalam menulis.
read more “Perlukah Punya Bakat Dalam Menulis?”

Bagaimana Cara Memelihara Minat Baca

Saya pernah bertanya kepada teman-teman yang berusia 40 lebih. Mengapa mereka jarang membaca? Sebagian besar menyatakan cepat mengantuk atau kelelahan jika membaca buku atau tulisan yang sedikit berat seperti opini di media massa. Sebagian yang lain bilang tidak punya waktu. Ada juga yang balik bertanya kepada saya untuk apalagi membaca ?

Sementara itu sebagian kecil menyatakan mereka tetap merasa harus membaca. Bagi mereka membaca merupakan suatu keharusan. Tidak lengkap rasanya jika tidak membaca beberapa halaman buku atau laman berita seperti Vivanews misalnya. Siapa mereka itu?

Sebagian kecil dari mereka itu adalah blogger atau mereka yang rajin menulis di media. Mengapa mereka bisa memelihara minat baca sepanjang hayatnya? Karena membaca merupakan sebuah kebutuhan. Bagaimana bisa menghasilkan suatu tulisan yang berbobot jika ogah membaca. Apapun kendalanya, bagi mereka yang rajin menulis mesti mau dan meningkatkan pengetahuannya dengan membaca. Memperdalam ilmu dan memperluas cakrawala berpikir. Bukankah dengan membaca kita dapat memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum pernah didapatkan?

Kesimpulannya, jika ingin lancar Ngeblog maka sediakanlah waktu beberapa menit sehari untuk membaca buku atau postingan para blogger lainnya. Dan jangan lupa kasih komentar sebagai bukti bahwa kita sudah paham apa yang sudah kita baca. Sekaligus wujud terimakasih kepada penulisnya.
read more “Bagaimana Cara Memelihara Minat Baca”

Lima Sebab Popularitas Kabinet SBY Anjlok

Lembaga riset Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang didirikan Denny JA melansir hasil penelitian terbaru mereka. Dalam kegiatan itu, mereka menemukan hasil bahwa kepuasan publik atas kinerja kabinet SBY jilid kedua merosot.

Selain menggunakan metode kuantitatif berupa data-data hasil wawancara kepada 1.200 responden, survei memakai metode kualitatif berupa wawancara mendalam dan analisis para ahli.

Menurut peneliti LSI, Adjie Alfaraby, metode kualitatif digunakan dengan maksud untuk melengkapi dan memperkuat data yang ditemukan. Selain itu, respondennya adalah mereka yang ahli di bidangnya masing-masing. Mereka diambil secara merata di seluruh wilayah Indonesia seperti tokoh-tokoh masyarakat, partai dan akademisi yang semuanya berjumlah 100 orang.

Berdasarkan metode itu, LSI berusaha menjaring setidaknya lima sebab kenapa kepuasan publik merosot terhadap kinerja kabinet SBY. Apa saja lima penyebabnya?

Pertama, heboh kasus korupsi di dua kementerian, Menpora dan Menakertrans. "SBY mendengungkan ingin memimpin sendiri perang terhadap korupsi. Pernyataan SBY berbuah pahit, ternyata korupsi terjadi di dalam rumahnya sendiri," kata Adjie.

Kedua, kebijakan menteri yang dirasakan negatif dan dihebohkan oleh publik. "Ada empat kasus, kebijakan yang dipandang buruk dan kurang populis. Pertama, soal tabung gas, di bawah koordinasi Menteri ESDM, Darwin Zahedy Saleh. Kedua, soal TKW, di bawah menteri Muhaimin Iskandar. Tiga, soal remisi koruptor, Menteri Hukum dan HAM, Patrialis Akbar dan empat soal toleransi beragama, Menteri Agama, Suryadharma Ali," jelasnya.

Ketiga adalah citra cacat moral menteri --selingkuh--. Adjie menuturkan, meskipun lebih kepada persoalan pribadi, namun hal itu tetap menjadi penilaian publik.

Keempat, publik tidak puas di bidang yang menjadi tanggung jawab menteri. Indikator pertumbuhan ekonomi makro dirasa tidak sesuai dengan realita masyarakat di bawah. Dua kementerian berhubungan dengan hal ini, yaitu Menteri Pertanian Suswono. Kedua, Menteri Perumahan Suharso Manoarfa.

"Pemilih umumnya mengeluhkan kondisi ekonomi mereka. Dua isu paling mencolok adalah masalah harga sembako dan perumahan."

Kelima, adalah masalah kesehatan menteri. Dalam hal ini, Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, dan Menteri BUMN, Mustafa Abubakar masuk kategori.

"Lima penyebab ini berkontribusi terhadap merosotnya kepuasan publik atas kementerian SBY. Urutan kelimanya dibuat berdasarkan tingkat kerusakan yang dihasilkan. Urutan pertama, kasus korupsi di kementerian menempati ranking yang paling merusak citra kementerian," ujar Adjie. (art)


• VIVAnews
read more “Lima Sebab Popularitas Kabinet SBY Anjlok”

simonklasik2012 | Make Money Online